Jumat, 16 November 2012

5 S Dan Lean Manufacturing Dalam Proses Manufacture CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta


5 S Dan Lean Manufacturing Dalam Proses Manufacture CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta

CV. KARYA HIDUP SENTOSA bermula dari sebuah bengkel kecil yang didirikan oleh Bapak Kirdjo Hadi Suseno dan istri tahun 1953 di Yogayakarta. Pada saat ini CV Karya Hidup Sentosa merupakan sebuah perusahaan swasta nasional terbesar dalam industri traktor tangan di Indonesia dengan menggunakan merk QUICK.
Disamping memproduksi mesin-mesin pertanian, CV KHS juga mendirikan pabrik pengecoran logam (foundry) dan pabrik perakitan generating set di Yogyakarta. QUICK memperluas jaringan distribusi di seluruh Indoensia dengan mendirikan kantor cabang di Tanjungkarang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassae, serta bekerja sama dengan lebih dari 300 dealer dan bengkel berkualitas yang tersebar di Indonesia.
Pada tahun 1973, CV. KARYA HIDUP SENTOSA bersama perusahaan lainnya, mendirikan pabrik perakitan motor Diesel KUBOTA di Semarang. PT. KUBOTA INDONESIA merupakan perusahaan joint venture antara Indonesia dan Jepang. CV. KARYA HIDUP SENTOSA, juga sebagai dealer utama mesin diesel hasil produksi PT. KUBOTA INDONESIA dan Kubota vertical diesel engine.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, Kami ( Mahasiswa Teknik Mesin FTI UII Yogyakarta) melakukan kunjungan Industri ke CV Karya Hidup Sentosa guna untuk menelaah system manufacture pada CV. Karya Hidup Sentosa, Namun pada artikel kali ini saya hanya akan membahas mengenai 5 S dan Lean Manufacturing pada CV. Karya Hidup Sentosa.

A.    5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).

Bagan kerja 5 S.
A.    Seiri (Ringkas).
Seiri berarti membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan. Prinsip dari Seiri yaitu dengan menggunakan stratifikasi dan dan menangani sebab masalah.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiri:
a.       Penjelasan guna penyeragaman pengertian.
b.      Kegiatan meringkas tempat kerja.
c.       Pemeriksaan berkala kondisi ringkas di tempat kerja.
d.      Pelembagaan ringkas dengan system piket.
Slogan Seiri adalah Singkirkan barang – barang yang tidak diperlukan di tempat kerja.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiri:
·         Buang barang yang tidak diperlukan.
·         Tangani penyebab kotoran dan kebocoran.
·         Pembersihan Ruangan.
·         Periksa tutup dan daerah bertekanan rendah untuk mencegah kebocoran dan percikan.
·         Bersihkan daerah di sekitar pabrik.
·         Atur gudang.
·         Buang kotoran.
·         Buang wadah minyak.
·         Tangani barang yang cacat dan rusak.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiri diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
a.       Penerapan piket yang dilaksankan CV. Karya Hidup Sentosa berjalan dengan baik, tetapi tidak berjalan secara maksimal karena system shift yang digunakan hanya setelah jam kerja aktif dari pabrik selesai, baru setelah itu jadwal piket diberlakukan.
b.      Kurangnya perhatian terhadap pemeriksaan daerah dengan mesin bertekanan rendah.
c.       Daerah sekitar pabrik kurang tertata dengan maksimal.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup Sentosa dalam konsep Seiri hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiri dengan baik.

B.     Seiton (Rapi).
Seiton adalah menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan barang yang dibutuhkan. Prinsip dari Seiton adalah penyimpana fungsional dan menghilangkan waktu untuk mencari barang.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiton:
a.       Pengelompokan barang.
b.      Penyiapan tempat.
c.       Pemberian tanda batas.
d.      Pemberian tanda pengenal barang.
e.       Membuat denah/peta penyimpanan.
Slogan Seiton adalah Setiap barang yang berada di tempat kerja memiliki tempat yang pasti.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiton:
·         Setiap barang memiliki tempat khusus.
·         Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30 detik.
·         Standart pengarsipan.
·         Papan pengumuman yang rapi.
·         Pengumuman yang mudah dibaca.
·         Garis lurus dan garis tegak lurus.
·         Penempatan fungsional untuk material.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiton diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
a.      Papan pengumuman yang digunakan kurang tertata rapi sehingga menyulitkan untuk membacanya
b.      Jarak antara tempat penyimpana barang dengan Operator (Pekerja) lebih dari 30 detik.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup Sentosa dalam konsep Seiton hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.

C.     Seiso (Resik)
Seiso berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih.
Prinsip Seiso adalah bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
Langkah – langkah dalam penerapan Seiso:
a.       Penyediaan sarana kebersihan.
b.      Pembersihan tempat kerja.
c.       Permajaan tempat kerja.
d.      Pelestarian Seiso.
Slogan Seiso adalah bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja, Membersihkan berarti memeriksa.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiso:
·         Setiap barang memiliki tempat khusus.
·         Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30 detik.
·         Standart pengarsipan.
·         Papan pengumuman yang rapi.
·         Pengumuman yang mudah dibaca.
·         Garis lurus dan garis tegak lurus.
·         Penempatan fungsional untuk material.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiton diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
c.       Papan pengumuman yang digunakan kurang tertata rapi sehingga menyulitkan untuk membacanya
d.      Jarak antara tempat penyimpana barang dengan Operator (Pekerja) lebih dari 30 detik.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup Sentosa dalam konsep Seiton hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.

D.    Seiketsu (Rawat)
Seiketsu berarti memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih dan dalam aspek personal serta kaitannya dengan polusi
Prinsip Seiketsu adalah Manajemen Visual dan pemantapan 5S.

Langkah – langkah dalam penerapan Seiketsu:
a.       Penentuan butir kendali.
b.      Penetapan kondisi tidak wajar.
c.       Rancangan mekanisme pemantauan.
d.      Pola tindak lanjut.
e.       Pemeriksaan berkala/audit.
Slogan Seiketsu adalah setiap orang memperoleh informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiketsu:
·         Tanda benar dan Label suhu.
·         Penandaan Meteran pada daerah berbahaya.
·         Pemberian petunjuk arah..
·         Label Tanggung Jawab.
·         Label arah membuka dan menutup.
·         Label Voltase, Batas
·         Pipa yang diberi kode warna dan peringatan.
·           Mencegah keberisikan dan getaran.
·           Papan petunjuk pemadam kebakaran.
·           Pengaturan Kabel.
·           Keadaan tembus pandang.
·           Penempatan tanaman dan jadwal 5S.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiketsu diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
a.      Keadaan tembus pandang yang diterapkan belum teraplikasikan, karena pandangan terganggu oleh para pekerja yang melintas.
b.       Penempatan tanaman yang ada di sekitar area pabrik terkaku sedikit dibanding jumlah area pabrik yang hamper 5 ha.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup Sentosa dalam konsep Seiketsu hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.

E.    Shitsuke (Rajin/Disiplin)
Shitsuke berarti melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan.
Prinsip Shitsuke adalah Pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang mantap.

Langkah – langkah dalam penerapan Shitsuke:
a.       Penetapan target bersama.
b.      Teladan/Contoh dari atasan.
c.       Hubungan Karyawan.
d.      Kesempatan belajar dari karyawan.
Slogan Shitsuke adalah Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Shitsuke:
·         Pembersihan bersama.
·         Waktu Latihan.
·         Praktek Memungut barang.
·         Mengenakan sepatu pengaman.
·         Manajemen ruangan umum.
·         Label Voltase, Batas
·         Praktek penanganan keadaan darurat.
·           Tanggung jawab individu.
·           Menelfon dan berkomunikasi
·           Manual 5S.
·           Setelah melihat baru percaya.
Berdasarkan konsep dasar dari Shitsuke diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
a.      Manajemen ruangan umum yang digunakan kurang tertata dengan baik..
b.      Manual 5S tidak ada dalam papan pegumuman.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup Sentosa dalam konsep Shitsuke hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.

Secara garis besar manfaat yang didapatkan dengan penerapan konsep 5S yaitu:
·           Kemudahan identifikasi barang.
·           Penggunaan alat kerja secara benar.
·           Memperlancar waktu proses.
·           Menghilangkan kerancuan dan ketidak pastian.
·           Kemampuan konsentrasi kerja lebih baik.
·           Aliran transportasi kerja yang lebih baik.
·           Higher productivity.
·           Lower defect.
·           Tempat yang nyaman dan nyaman untuk bekerja.
·           Mempersingkat waktu pencarian barang.


B.    Lean Manufacturing.
            Lean Manufacturing adalah Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi pemborosan/waste melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan kehendak konsumen (pull system) dalam mengejar kesempurnaan. Pull System dikenal juga dengan Just in Time (JIT) atau produksi tepat waktu.


Gambar Big Picture Mapping Proses Produksi pada CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta

Hasil Identifikasi Waste

Berdasarkan Big Picture Mapping aliran fisik dan aliran informasi yang telah dibuat,  dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses produksi kertas di Departemen Produksi CV. Karya Hidup Sentosa. Permasalahan tersebut antara lain:
1.    Untuk bagian inspeksi bahan baku (raw material) dimana dilakukan pengecekan material bahan baku yang dikirim oleh supplier tidak sesuai dengan order yang dipesan (order card). Hal ini disebabkan diantaranya:
a.       Pemesanan bahan baku yang terlambat
b.      Keadaan non-teknis, sehingga pengiriman bahan baku dari supplier telat
c.       Pesanan yang tidak terperinci secara jelas
2.    Dan  pada  bagian  PPIC,  tugas  dari  PPIC  terlalu  banyak  sehingga  membuat penanganan  order  tidak  maksimal  dalam  hal  proses  dan  hasil.  Sehingga diperlukan adanya satu departemen lagi yang bekerja dalam proses penanganan order dan dalam hal desain produk yang akan diproduksi.
3.    Proses  dalam  paper  machine  dry  end operation,  permasalahan yang  muncul diantaranya:
a.         Kehalusan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
b.         Ketebalan kertas yang bergeser

       Hal – hal yang saya sampaikan diatas bukan berarti, mengecilkan peran serta satu bagian tertentu dalam melakukan continous improvement. Tapi lebih pada meningkatkan focus dengan memberikan batasan-batasan kerja dengan terkendali.

Semoga Artikel Ini Bermanfaat