5 S Dan Lean Manufacturing Dalam Proses Manufacture CV. Karya
Hidup Sentosa Yogyakarta
CV. KARYA HIDUP SENTOSA bermula dari sebuah bengkel kecil yang
didirikan oleh Bapak Kirdjo Hadi Suseno dan istri tahun 1953 di Yogayakarta.
Pada saat ini CV Karya Hidup Sentosa merupakan sebuah perusahaan swasta
nasional terbesar dalam industri traktor tangan di Indonesia dengan menggunakan
merk QUICK.
Disamping memproduksi mesin-mesin pertanian, CV KHS juga
mendirikan pabrik pengecoran logam (foundry) dan pabrik perakitan generating
set di Yogyakarta. QUICK memperluas jaringan distribusi di seluruh Indoensia
dengan mendirikan kantor cabang di Tanjungkarang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya
dan Makassae, serta bekerja sama dengan lebih dari 300 dealer dan bengkel
berkualitas yang tersebar di Indonesia.
Pada tahun 1973, CV. KARYA HIDUP SENTOSA bersama perusahaan
lainnya, mendirikan pabrik perakitan motor Diesel KUBOTA di Semarang. PT.
KUBOTA INDONESIA merupakan perusahaan joint venture antara Indonesia dan
Jepang. CV. KARYA HIDUP SENTOSA, juga sebagai dealer utama mesin diesel hasil
produksi PT. KUBOTA INDONESIA dan Kubota vertical diesel engine.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, Kami ( Mahasiswa Teknik Mesin FTI
UII Yogyakarta) melakukan kunjungan Industri ke CV Karya Hidup Sentosa guna
untuk menelaah system manufacture pada CV. Karya Hidup Sentosa, Namun pada
artikel kali ini saya hanya akan membahas mengenai 5 S dan Lean Manufacturing
pada CV. Karya Hidup Sentosa.
A. 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
Bagan kerja 5 S.
A. Seiri (Ringkas).
Seiri berarti membedakan
antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak
diperlukan. Prinsip dari Seiri yaitu dengan menggunakan stratifikasi dan dan
menangani sebab masalah.
Langkah – langkah dalam
penerapan Seiri:
a. Penjelasan guna penyeragaman pengertian.
b. Kegiatan meringkas tempat kerja.
c. Pemeriksaan berkala kondisi ringkas di tempat
kerja.
d. Pelembagaan ringkas dengan system piket.
Slogan Seiri adalah Singkirkan barang – barang
yang tidak diperlukan di tempat kerja.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiri:
· Buang barang yang tidak diperlukan.
· Tangani penyebab kotoran dan kebocoran.
· Pembersihan Ruangan.
· Periksa tutup dan daerah bertekanan rendah untuk
mencegah kebocoran dan percikan.
· Bersihkan daerah di sekitar pabrik.
· Atur gudang.
· Buang kotoran.
· Buang wadah minyak.
· Tangani barang yang cacat dan rusak.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiri diatas dan
dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya
mendapatkan hasil:
a. Penerapan piket yang dilaksankan CV. Karya Hidup
Sentosa berjalan dengan baik, tetapi tidak berjalan secara maksimal karena
system shift yang digunakan hanya setelah jam kerja aktif dari pabrik selesai,
baru setelah itu jadwal piket diberlakukan.
b. Kurangnya perhatian terhadap pemeriksaan daerah
dengan mesin bertekanan rendah.
c. Daerah sekitar pabrik kurang tertata dengan
maksimal.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup
Sentosa dalam konsep Seiri hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan
yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan
datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiri dengan baik.
B. Seiton (Rapi).
Seiton adalah menentukan
tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan barang yang
dibutuhkan. Prinsip dari Seiton adalah penyimpana fungsional dan menghilangkan
waktu untuk mencari barang.
Langkah – langkah dalam
penerapan Seiton:
a. Pengelompokan barang.
b. Penyiapan tempat.
c. Pemberian tanda batas.
d. Pemberian tanda pengenal barang.
e. Membuat denah/peta penyimpanan.
Slogan Seiton adalah Setiap barang yang berada
di tempat kerja memiliki tempat yang pasti.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiton:
· Setiap barang memiliki tempat khusus.
· Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30
detik.
· Standart pengarsipan.
· Papan pengumuman yang rapi.
· Pengumuman yang mudah dibaca.
· Garis lurus dan garis tegak lurus.
· Penempatan fungsional untuk material.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiton diatas dan
dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya
mendapatkan hasil:
a. Papan pengumuman yang digunakan kurang tertata
rapi sehingga menyulitkan untuk membacanya
b. Jarak antara tempat penyimpana barang dengan
Operator (Pekerja) lebih dari 30 detik.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup
Sentosa dalam konsep Seiton hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan
yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan
datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.
C. Seiso (Resik)
Seiso berarti
menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja
yang lebih bersih.
Prinsip Seiso adalah
bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
Langkah – langkah dalam
penerapan Seiso:
a. Penyediaan sarana kebersihan.
b. Pembersihan tempat kerja.
c. Permajaan tempat kerja.
d. Pelestarian Seiso.
Slogan Seiso adalah bersihkan segala sesuatu
yang ada di tempat kerja, Membersihkan berarti memeriksa.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiso:
· Setiap barang memiliki tempat khusus.
· Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30
detik.
· Standart pengarsipan.
· Papan pengumuman yang rapi.
· Pengumuman yang mudah dibaca.
· Garis lurus dan garis tegak lurus.
· Penempatan fungsional untuk material.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiton diatas dan
dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka saya
mendapatkan hasil:
c. Papan pengumuman yang digunakan kurang tertata
rapi sehingga menyulitkan untuk membacanya
d. Jarak antara tempat penyimpana barang dengan
Operator (Pekerja) lebih dari 30 detik.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup
Sentosa dalam konsep Seiton hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan
yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan
datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.
D. Seiketsu (Rawat)
Seiketsu berarti
memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih dan dalam aspek personal serta
kaitannya dengan polusi
Prinsip Seiketsu adalah
Manajemen Visual dan pemantapan 5S.
Langkah – langkah dalam
penerapan Seiketsu:
a. Penentuan butir kendali.
b. Penetapan kondisi tidak wajar.
c. Rancangan mekanisme pemantauan.
d. Pola tindak lanjut.
e. Pemeriksaan berkala/audit.
Slogan Seiketsu adalah setiap
orang memperoleh informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu
Beberapa ciri khas aktivitas dari Seiketsu:
· Tanda benar dan Label suhu.
· Penandaan Meteran pada daerah berbahaya.
· Pemberian petunjuk arah..
· Label Tanggung Jawab.
· Label arah membuka dan menutup.
· Label Voltase, Batas
· Pipa yang diberi kode warna dan peringatan.
·
Mencegah keberisikan dan
getaran.
·
Papan petunjuk pemadam
kebakaran.
·
Pengaturan Kabel.
·
Keadaan tembus pandang.
·
Penempatan tanaman dan
jadwal 5S.
Berdasarkan konsep dasar dari Seiketsu diatas dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya
Hidup Sentosa, maka saya mendapatkan hasil:
a. Keadaan tembus pandang yang diterapkan belum
teraplikasikan, karena pandangan terganggu oleh para pekerja yang melintas.
b. Penempatan tanaman yang ada di sekitar area
pabrik terkaku sedikit dibanding jumlah area pabrik yang hamper 5 ha.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup
Sentosa dalam konsep Seiketsu hanya berkaitan dengan hal itu, semoga
kekurangan yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang
akan datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.
E. Shitsuke (Rajin/Disiplin)
Shitsuke berarti melakukan
suatu yang benar sebagai kebiasaan.
Prinsip Shitsuke adalah Pembentukan
kebiasaan dan tempat kerja yang mantap.
Langkah – langkah dalam
penerapan Shitsuke:
a. Penetapan target bersama.
b. Teladan/Contoh dari atasan.
c. Hubungan Karyawan.
d. Kesempatan belajar dari karyawan.
Slogan Shitsuke adalah Lakukan apa
yang harus dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Beberapa ciri khas aktivitas dari Shitsuke:
· Pembersihan bersama.
· Waktu Latihan.
· Praktek Memungut barang.
· Mengenakan sepatu pengaman.
· Manajemen ruangan umum.
· Label Voltase, Batas
·
Praktek penanganan
keadaan darurat.
·
Tanggung jawab individu.
·
Menelfon dan
berkomunikasi
·
Manual 5S.
·
Setelah melihat baru percaya.
Berdasarkan konsep dasar dari Shitsuke diatas
dan dari hasil analisa yang saya lakukan pada CV. Karya Hidup Sentosa, maka
saya mendapatkan hasil:
a. Manajemen ruangan umum yang digunakan kurang
tertata dengan baik..
b. Manual 5S tidak ada dalam papan pegumuman.
Kekurangan yang dialami oleh CV. Karya Hidup
Sentosa dalam konsep Shitsuke hanya berkaitan dengan hal itu, semoga kekurangan
yang dialami sekarang dapat teratasi dengan lebih baik di masa yang akan
datang, sehingga benar – benar memenuhi konsep Seiton dengan baik.
Secara garis
besar manfaat yang didapatkan dengan penerapan konsep 5S yaitu:
·
Kemudahan identifikasi
barang.
·
Penggunaan alat kerja
secara benar.
·
Memperlancar waktu
proses.
·
Menghilangkan kerancuan
dan ketidak pastian.
·
Kemampuan konsentrasi
kerja lebih baik.
·
Aliran transportasi
kerja yang lebih baik.
·
Higher productivity.
·
Lower defect.
·
Tempat yang nyaman dan
nyaman untuk bekerja.
·
Mempersingkat waktu
pencarian barang.
B. Lean Manufacturing.
Lean Manufacturing
adalah Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi
pemborosan/waste melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk
berdasarkan kehendak konsumen (pull system) dalam mengejar kesempurnaan. Pull
System dikenal juga dengan Just in Time (JIT) atau produksi tepat waktu.
Gambar
Big Picture Mapping Proses Produksi pada CV. Karya Hidup Sentosa Yogyakarta
Hasil
Identifikasi Waste
Berdasarkan Big Picture Mapping aliran fisik dan aliran informasi yang telah dibuat, dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam proses produksi kertas di Departemen Produksi CV. Karya Hidup Sentosa. Permasalahan tersebut antara lain:
1. Untuk bagian inspeksi bahan baku (raw
material) dimana dilakukan pengecekan
material bahan baku yang dikirim oleh supplier tidak sesuai dengan order yang dipesan (order card). Hal ini disebabkan diantaranya:
a. Pemesanan bahan baku yang terlambat
b. Keadaan non-teknis, sehingga pengiriman bahan baku dari supplier telat
c. Pesanan yang tidak terperinci secara jelas
2. Dan pada bagian
PPIC,
tugas dari
PPIC terlalu
banyak sehingga membuat
penanganan
order tidak maksimal
dalam
hal
proses dan
hasil. Sehingga
diperlukan adanya satu departemen lagi yang bekerja dalam proses penanganan order dan dalam hal desain produk yang akan diproduksi.
3. Proses dalam paper
machine
dry
end operation, permasalahan yang muncul diantaranya:
a.
Kehalusan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
b.
Ketebalan kertas yang bergeser
Hal
– hal yang saya sampaikan diatas bukan berarti, mengecilkan peran serta satu
bagian tertentu dalam melakukan continous improvement. Tapi lebih pada
meningkatkan focus dengan memberikan batasan-batasan kerja dengan terkendali.
Semoga Artikel Ini
Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar